Pemimpin
pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan kemampuan dalam mengelola,
mengorganisir dan memberdayakan sumber daya sebagai aset atau modal yang
potensial. Seorang pemimpin pembelajaran dituntut untuk mampu mendorong
ekosistem sekolah dengan memanfaatkan segala sumber daya atau kekuatan yang ada
di sekolah. ada 7 modal atau aset utama yang dapat digunakan untuk
memberdayakan sumber daya sekolah diantaranya modal manusia, modal sosial,
modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik, serta modal
agama dan budaya. 7 Aset ini dapat digali dan dimaanfaatkan dengan baik untuk
memberdayakan dan mengembangkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik dan
optimal.
Cara mengimplementasikan dalam kelas, sekolah dan masyarakat.
Langkah pertama adalah memulai dari diri sendiri, dengan cara memperbaiki cara
pikir atau pendekatan yang akan digunakan sebelum mengimplementasikannya.
Pendekatan yang dinilai efektif digunakan untuk mengembangkan diri maupun
komunitas adalah pendekatan berbasis aset. Asset-Based Thinking adalah
sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi
yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.
Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang
positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir,
kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi
inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Berpijak dari
pendekatan tersebut, kita dapat menggali hal positif dalam diri untuk kemudian
dimanfaatkan dalam mengembangkan kualitas pembelajaran dalam kelas, menggali
potensi yang optimal di dalam kelas untuk kemudian diberdayakan dalam rangka
pengembangan proses pembelajaran. Bentuk implementasi lainnya adalah melakukan
kolaborasi bersama warga sekolah mengenai aset potensial yang ada di sekolah
untuk dapat dikembangkan secara bersama-sama. Pelibatan masyarakat juga sangat
dibutuhkan untuk mendukung pengembangan aset yang ada di sekolah menjadi lebih
optimal.
Pengelolaan
sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid lebih
berkualitas. Dengan memanfaatkan aset/modal potensial yang dimiliki oleh
sekolah akan membantu murid dalam melejitkan potensi mereka dan mengembangkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Jika Aset/ modal potensial dikelola
dengan baik, akan mendorong atau membuka ruang bagi sekolah untuk memberdayakan
segala potensi dimilikinya dalam rangka peningkatan kualitas. Contoh
kongkretnya adalah guru. Guru adalah aset sumber daya yang potensial yang dapat
diberdayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga penempatan guru
pada bidang masing-masing beserta keterampilan yang dimilikinya sangat
berpengaruh untuk mendukung proses pembelajaran lebih optimal. Sumber daya
lainnya juga tidak dapat diabaikan dan sangat mendukung dalam rangka perbaikan
kulaitas sehingga penting bagi seorang pemimpin menggorganisir dan memberdayakan
aset yang dimiliki sekolah untuk mendukung proses belajar murid.
Materi pada modul kali ini tentunya akan
saling berkaitan dengan materi-materi sebelumnya, yaitu di awal kita mepelajari
bersama filososi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Maksud pendidikan adalah
menuntun segala potensi atau kodrat yang ada pada diri anak agar dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Jika dikaitkan dengan modul ini, guru sebagai
pemimpin pembelajaran dapat menggali kekuatan atau potensi yang dimilki agar
dapat memberdayakan potensi tersebut untuk memperbaiki proses belajar murid.
Materi selanjutnya adalah nilai dan peran guru penggerak juga memiliki
keterkaitan erat. Nilai-nilai yang telah melekat dalam diri seorang guru bukan
lagi daftar keingininan melainkan merupakan komponen penting yang dapat
mendorong ekosistem sekolah menjadi lebih potensial. Setelah itu nilai visi
guru penggerak, materi ini merupakan materi yang terkait erat dengan modul ini,
karena dalam untuk mewujudkan visi guru penggerk maka penting untuk melakukan
inisiatif perubahan yang berbasis kekuatan, potensi atau aset yang dimiliki.
Beralih ke modul 2 yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid. Materi dalam
modul ini juga berkaitan erat dengan modul tersebut karena Pengelolaan sumber daya yang tepat menjadikan
pembelajaran murid menjadi berkualitas, dengan demikian juga bisa memenuhi
kebutuhan belajar murid yang berdiferensiasi melihat setiap hal-hal yang postif
pada murid. Selanjutnya pada modul selanjutnya materi tentang pengambilan
keputusan juga memiliki keterkaitan yang erat dalam modul ini. modul ini
membantu seorang pemimpin untuk menggali potensi dan kekuatan yang dengan
pendekatan berpikir berbasis aset sehingga dapat membantu menggali kekuatan
dalam menyelsaikan permasalahan dan mengambil keputusan lebih efektif.
Sebelum mempelajari modul ini, sebagai
seorang guru saya banyak melihat sesuatu dari sudut pandang masalahnya. Apa
yang kurang, apa yang harus diperbaiki, terlebih dalam proses mengajar saya
berfokus pada kekurangan apa yang menghambat dengan tujuan untuk melakukan
perbaikan. Begitupun saat merencanakan program sekolah, hal yang paling awal
muncul dalam pikiran adalah kekurangan. Sehingga banyak memumculkan sikap
pesimis ketika merencanakan program sekolah. karena yang paling awal terpikirkan
adalah hambatan yang akan dihadapi maka yang dicari adalah dukungan dari luar,
dana, dan siapa yang bisa membantu. Setelah mempelajari modul ini. pikiran saya
mulai terbuka dan hal ini menyadarkan diri bahwa berfokus pada kekurangan
membuat kita buta akan potensi yang dimiliki. Modul ini mengajarkan saya bahwa
kita bisa mendatangkan kesejahteraan sendiri melalui potensi yang kita miliki
sehingga kita bisa meminimalisir bantuan dari orang lain. Ada banyak potensi
yang bisa dimanfaatkan dan digali untuk memberdayakan, mengelola kelas,
pembelajaran, dan sekolah menjadi lebih berkualitas. Jika dikembangkan dengan
baik, sekolah dapat menjadi komunitas yang mandiri, menyelesaikan tantangan
yang dihadapi dengan berdasarkan kekuatan atau potensi yang dimiliki.
Salam & Bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar