Senin, 08 Maret 2021

Koneksi Antar Materi Modul 2.2 a9 (Pembelajaran Sosial Emosional)

 


Koneksi Antar Materi

Modul 2.2 a9

Pembelajaran Sosial Emosional

 

Mengingat kembali paradigma Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai maksud pendidikan, yaitu menuntun segala kodrat pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jika dikaitkan dengan PSE (Pembelajaran Sosial Emosional) maka terdapat kaitan yang erat. Untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan dibutuhkan pengelolaan sosial emosional yang baik. Guru dapat membantu anak didik mencapai keselamatan dan kebahagian jika mereka dapat memiliki kesadaran diri dan mengelola emosi dengan baik sehingga mereka mampu untuk berempati serta, hubungan atau interaksi dengan baik serta membuat keputusan yang bertanggung jawab tanpa merugikan dirinya maupun .

PSE (Pembelajaran Sosial Emosional) sejalan dengan Visi dan Misi guru penggerak.  Nilai dan peran guru penggerak yaitu membangun profil budaya pancasila melalui budaya positif dalam ekosistem sekolah yang memenuhi kebutuhan individu setiap muridnya hingga tercapainya merdeka belajar. Untuk mencapai visi dan Misi tersebut, kemampuan sosial emosional yang baik sangat dibutuhkan terutama dalam pengambilan keputusan karena pengambilan keputusan dimulai dari sistem limbic atau pengelola emosi kita.

Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid dapat dapat dilaksanakan melalui pemebelajaran berdifferensiasi dan pembelajaran sosial emosional. Pembelajaran berdifierensiasi mengarah pada pemunuhan belajar murid baik secara konten, proses maupun produk. Pembelajaran berdiferensiasi dapat maksimal dengan mengintegrasikan PSE (Pembelajaran Sosial Emosional) di dalamnya. Hal ini dapat dilakukan dengan secara bersama memahami kesadaran diri, mengelola emosi agar dapat bertahan menghadapi konflik, berempati, menjalin reseliensi dan bertanggung jawab.

PSE (Pembelajaran Sosial Emosional), berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang baik. Pembelajaran ini sangat penting, berisi tentang pengalaman apa yang akan dialami siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar. Belajar adalah keajaiban. Melalui pembelajaran sosial-emosional, kita menciptakan kondisi yang mengizinkan semua anak mengakses keajaiban tersebut. Tujuan PSE (Pembelajaran Sosial Emosional), yaitu:

1.      Memberikan pemahaman, Penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi

2.      Menetapkan dan mencapai tujuan yang positif

3.      Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain

4.      Membangun serta mempertahankan hubungan yang positif

5.      Membuat keputusan yang bertanggung jawab

Dalam pembelajaran sosial emosional yang etrepenting bukanlah akademis. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah anak kita memiliki kesadaran diri, apakah mereka memiliki pemahaman kesadaran sosial, apakah mereka mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab. Baru setelah itu, kita membahas mengenai konteks akademis dan semua keterampilanketerampilan penting yang kita butuhkan untuk dapat berhasil dalam hidup. 5 Kompetensi sosial dan emosional yaitu:

1.      kesadaran diri (berkaitan dengan pengenalan emosi)

2.      pengelolaan diri (berkaitan dengan cara mengelola emosi dan fokus)

3.      kesadaran sosial, (keterampilan berempati)

4.      keterampilan berhubungan sosial (

5.      pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

 

Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah.  Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam 3 ruang lingkup:

1.      Rutin, pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi atau kegiatan membaca setelah makan siang.

2.      Terintegrasi dalam mata pelajaran, misalnya refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, memuat diskusi kasus atau kerja kelompok memecahkan masalah

3.      Protokol, menjadi budaya atau aturan sekolah yang menjadi kesepakatan bersama secara mandiri atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya menyelesaikan konflik yang terjadi dengan membicarakan tanpa kekerasan, mendengarkan orang lain, dsb.

Pembelajaran sosial emosional berbasis kesadaran penuh. Kesadaran penuh (mindfulness) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Kesadaran penuh dapat diterapkan melalui tehnik STOP yaitu :

1.      Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.

2.      Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.

3.      Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.

4.      Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.

Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua. Latihan tersebut sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, melakukan berbagai kegiatan literasi, mencintai alam, berolahraga, seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya. Praktik latihan berkesadaran penuh dalam pembelajaran sosial emosional sangat dibutuhkan terutama untuk mencapai ketenangan, mengembalikan fokus, sehingga perasaan menjadi lebih rileks dan tenang.

- Salam & Bahagia-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

  3.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid Hal-hal menarik yang dapat Anda tarik dari pembelaja...